BRE-X Sebongkah Emas di Kaki Pelangi

  • By locus
  • Maret 1, 2018
  • 0
  • 264 Views

Sumatera punya banyak nama, seperti halnya Kalimantan yang memiliki Swarnadwipa (gudang emas ). Tak hanya emas saja namun juga sebagai Nusa Perca (pulau karet). Julukan tersebut dikarenakan Sumatera awal sejarah adanya penambangan emas pertama di Indonesia. Masyarakat sekitar menerjemahkan arti dari Kalimantan berasal dari kata kali yaitu emas dan intan.

Sudah banyak  bukti yang menunjukan bahwa Kalimantan sebagai tambang emas terbesar ketiga di dunia setelah Greenland dan Iran. Yakni pada abad pertengahan ke 18 Sultan Mempawah (Kalimantan Barat) mendatangkan sekitar 20 orang Cina dari Provinsi Kwantung untuk dipekerjakan di penambangan emas Kalimantan Barat.

Saat Belanda menjajah Indonesia dilihat telah menyia-nyiakan kesempatan langka tidak memanfaatkan kekayaan mineral di Indonesia. Soetaryo Sigit, mantan Direktur Jendral Penambangan Umum dan Sekretaris Jenderal dari Institut Teknologi Bandung yang berjudul “Potensi Sumberdaya Mineral dan Kebangkitan Pertambangan Indonesia” menulis bahwa VOC telah berhasil meluaskan usaha dari sekedar perdagangan dan rempah-rempah tanpa ada niat pada usaha pertambangannya.

Namun VOC terlibat dalam usaha penambangan perak di Salida, Sumatera Barat. Mereka kekurangan perak untuk pembuatan mata uangnya. Pada tahun 1669, VOC mendatangkan orang-orang dari daerah Harz dan budak belian dari Madagaskar untuk menjalankan tambang tersebut.

Potensi BRE-X MINERAL ltd. ini terdapat pada penemuan cebakan emas Busang yang berada di Kalimantan Timur, Indonesia. Oleh perusahan ini, dapat diklarifikasikan sebagai cebakan epiternal yang didominasikan oleh pirit “karbonat – polimetalik” secara genetic dengan penematan tingkat atas dari kompleks kubah dalam suatu diateramaar. Dan terdapat dalam urutan nomor satu diantara mega-deposit kelas dunia.

Pada 0ktober 1987 Brease Resources Ltd. dicatat di Montreal Stock Exchange. Ia membeli properti minyak dan gas bumi skala kecil di negara Louisiana, Amerika Serikat namun tidak mendapatkan hasil lalu mengincar emas di Kanada. Setelah itu pada awal tahun 1988 Brease dan David mendirikan Bre-X Mineral Ltd.

Pertemuan Brease Rosources dengan David Walsh menghasilkan pendirian Bre-X Mineral Ltd. dengan awal mula tidak berkembang dan perpindahan saham ketangan yang lain. Mencari sumber dana saham terbesar untuk dibelinya. Menambah saham dalam produksinya ditambang emas tersebut.

Terdapat 3 jalur cebakan yang telah diketahui yakni Jalur Tenggara I (SEZ-I) dan Jalur Tenggara II (SEZ-II) yang membujur secara hampir sejajar dalam arah 45 barat laut – tenggara, dan Jalur Tengah (CZ) yang dibatasi oleh sesar dari SEZ (II) diujung timur dan membentuk suatu persimpangan dengan SEZ-I di ujung baratnya.

Secara geografi cebakan busang ini berada diantara lintang utara 00-3’-30’’ dan bujur timur 116-23’-00’’. Secara garis besar BRE-X memiliki saham mayoritas tiga daerah Kontrak Karya (KK) yang bersinambungan di Kalimantan. Mobilitas kontrak karya Muara Atan dan Askatindo dilakukan melalui suatu jaringan kerikil, sedangkan dukungan helikopter digunakan untuk bagian kontrak karya Amsya Lina.

Menyongsong abad 21 sumbangan Bre-X diseluruh produki emas tahunan Indonesia mendongkrak negara Indonesia dalam jajaran penghasil emas utama di dunia. Pemegang saham terbesar dalam tambang emas di Indonesia dari orang asing. (Rizki Kantika)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.