
Foto oleh: Aliansi BEM SR
Surakarta, 24 Oktober 2025 – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Solo Raya menggelar aksi simbolik di Balai Kota Surakarta, Kamis, untuk menagih janji pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka terkait penciptaan 19 juta lapangan pekerjaan. Aksi ini berlangsung kondusif meski sempat diguyur hujan.
Koordinator Aliansi BEM Solo Raya, Ridwan Hidayah, menjelaskan bahwa aksi tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan serupa di Kartasura pada 20 Oktober lalu. “Kami sudah mengirimkan surat resmi ke Sekretariat Negara pada 21 Oktober untuk meminta diskusi terkait realisasi 19 juta lapangan kerja. Namun sampai saat ini belum ada respon dari Gibran,” ujarnya.
Aksi dimulai di kawasan Tugu Gladak pukul 17.00 WIB mundur dua jam dari yang tertera di pamfletb yakni pukul 15.00 WIB , kemudian dilanjutkan dengan long march menuju Balai Kota Surakarta. Massa aksi menyanyikan lagu-lagu perjuangan dan menyampaikan orasi terkait tuntutan mereka. Menurut Ridwan, aksi diikuti perwakilan mahasiswa dari berbagai kampus, antara lain UNSA, UNS, ISI Surakarta, UNISRI, IIM Surakarta, UKH, dan USAHID.
Dalam aksinya, mahasiswa membawa karangan bunga sebagai simbol kekecewaan terhadap pemerintah yang dianggap belum menepati janji. “Karangan bunga ini bentuk sindiran dan bukti bahwa mahasiswa menagih janji. Kami kecewa karena Gibran yang disebut sebagai representasi anak muda justru tidak merespons ajakan diskusi,” tambah Ridwan.
Dalam pernyataan sikapnya, Aliansi BEM Solo Raya menuntut pemerintah untuk bersikap transparan dan akuntabel dalam melaporkan realisasi program 19 juta lapangan pekerjaan. Mereka juga mendesak agar pemerintah memprioritaskan penciptaan pekerjaan yang berkualitas, bukan sekadar formalitas politik.
“Janji tanpa realisasi adalah retorika, dan di balik retorika itu rakyat menanggung beban nyata,” tulis pernyataan resmi aliansi. Mereka juga menolak segala bentuk manipulasi data atau propaganda pencitraan yang menutupi kegagalan program pemerintah.
Sementara itu, Sigih Prasetyo, petugas Satpol PP yang bertugas di lokasi, menyebutkan bahwa aksi berjalan damai dan tidak mengganggu kegiatan di sekitar Balai Kota. “Kondisi saat unjuk rasa berjalan kondusif, tidak ada hal yang meresahkan masyarakat. Kami hanya membantu pengamanan di area Balai Kota,” terang Sigih.
Aksi tersebut berlangsung sekitar 15 hingga 20 menit dan berakhir tanpa insiden. Karangan bunga yang diletakkan di tengah lapangan kemudian dipindahkan oleh petugas setelah massa aksi meninggalkan lokasi.
Ridwan menegaskan, jika pemerintah belum memberikan tanggapan, pihaknya akan terus mengawal janji tersebut. “Kami ingin diskusi langsung dengan Gibran. Janji 19 juta lapangan pekerjaan harus benar-benar diimplementasikan, bukan hanya slogan politik,” tegasnya.
Penulis: Virgiawan
Reporter: Ghozi, Icha, Virgi
Editor: Abril



