Kabar Duka UIN Surakarta (Trigger Warning)

  • By locus
  • Oktober 17, 2025
  • 0
  • 4711 Views

Dokumentasi pribadi oleh Locus

 

UIN Raden Mas Said Surakarta berduka setelah seorang mahasiswi program studi Psikologi Islam inisial HPN dilaporkan melompat dari gedung Laboratorium pada Jum’at, (17/10/2025). 

Salah satu saksi, Satria, mengaku mendengar suara jatuhnya korban terdengar hingga Kantin WTS UIN Surakarta.

“Tadi aku jalan dari depan UKM ke WTS mau makan, terus denger suara, pas lihat kebelakang ternyata ada yang loncat,” ujar Satria saat kami temui di UIN Surakarta.

Pihak kepolisian sektor Kartasura belum memberikan keterangan pasti terkait tempat HPN melompat mengingat CCTV yang berada di dalam dan di sekitar gedung tidak berfungsi juga saksi mata melihat HPN telah tidak sadarkan diri.

Mengingat CCTV gedung laboratorium yang tidak berfungsi, tim investigasi Polsek Kartasura masih terus melakukan penyelidikan di TKP. 

Dugaan sementara, korban melompat dari rooftop gedung Lab. Hermawan selaku perwakilan dari Polsek Kartasura menyatakan,

“Tadi kan di bawa posisi kritis, dimasukkan ke ruang ICU dipacu, terus info terakhir itu ya meninggal dunia,” ucap Hermawan dalam wawancara setelah melakukan investigasi di TKP.

Informasi ini juga diperkuat dengan keterangan pihak kampus UIN Raden Mas Said Surakarta, melalui konferensi pers yang menyatakan bahwa korban telah meninggal dunia. 

Faishol menambahkan keterangan bahwa korban telah menjalani pengobatan perawatan psikologis dan penanganan psikiater profesional beberapa tahun terakhir sebelum kejadian. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun pihak berwenang, mahasiswi yang bersangkutan pernah melakukan percobaan menyakiti diri sendiri dirumah saat dalam pengawasan keluarga. Begitu pula di kampus HPN telah mendapat pendampingan khusus dari pihak kampus lewat pusat studi dan layanan psikologi Taqwiya selama proses belajar.

Dalam konferensi tersebut, Faishol juga menjelaskan bahwa korban selalu didampingi oleh pihak keluarga ketika datang ke kampus dan mengikuti proses perkuliahan. Termasuk pada hari dimana kejadian berlangsung.

“Jadi mahasiswi selama ini selalu didampingi pihak keluarga ketika menjalani proses belajar di uin rms, tetapi tanpa sengaja terlepas dari pengawasan keluarga saat insiden terjadi,” jelas Faishol.

Pihak kampus menyatakan bahwa kejadian ini tidak berkaitan dengan situasi belajar, interaksi sosial, maupun dinamika pergaulan di lingkungan akademik kampus. Triyono selaku kaprodi Psikologi Islam menyatakan bahwa di dalam perkuliahan dan pembelajaran korban merupakan mahasiswi yang aktif dan tidak memiliki tanda-tanda murung atau penyendiri. Triyono menegaskan bahwa kejadian ini murni dipicu oleh penyakit korban.

“Itu kan intinya gini, korban itu kan mempunyai penyakit mbak, punya sakit bipolar gitu. Berarti mungkin karena penyakitnya dia melakukan bunuh diri. Karena kan bipolar kan, suasana hati bisa berubah-ubah dalam jangka waktu yang relatif cepat, bahkan singkat,” ungkap Triyono.

 

Reporter : Meisya, Arin, Syifa

Penulis : Muti

Editor : Chandra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

c.