Suatu ketika, seorang pengajar filsafat bercerita tentang kehebatan sosok Bung Hatta dalam hal akademik-intelektual. Saking hebatnya, beliau berhasil merangkum fragmen-fragmen pemikiran para filsuf Yunani Kuno, menjadi buku berjudul “Alam Pikiran Yunani”. Tak kalah hebatnya lagi, buku tersebut menjadi mas kawin untuk meminang sang kekasih agar sah menjadi istrinya.
Para pembelajar filsafat yang hadir berdecak kagum. Satu dari sekian pembelajar yang seksama mendengar cerita itu dan kemudian amat terinspirasi adalah sang mahasiswa UIN: sebut saja Kang Sadikin.
Semenjak itu, Kang Sadikin sangat giat belajar. Ia juga memiliki kekasih yang amat dicintainya, sama-sama seorang yang giat belajar: mahasiswi Jogja bernama Laraswati. Kang Sadikin sangat ingin pula meminang Laraswati dengan buku, laiknya Bung Hatta yang hebat itu.
Mulailah Kang Sadikin melakukan riset amat serius demi “mas kawin” yang eksentrik untuk kekasih tercinta. Pastilah Laraswati akan antusias menyukainya, pikir Kang Sadikin.
Selesailah buku tersebut ditulis. Kang Sadikin kemudian mendesain sampulnya sendiri. Membikin ilustrasinya dengan sangat ciamik dan penuh makna: seseorang berdiri menghadap ke belakang sambil menatap buku-buku berserakan di rak perpustakan. Ia lalu menghantarkan naskah beserta sampulnya ke percetakan. Kang Sadikin mencetaknya sendiri secara khusus. The one and only.
Buku telah selesai dicetak dengan guratan sampul timbul sesuai keinginannya, sambil dibalut plastik untuk memberikan kesan eksklusif. Karena mereka sama-sama saling cinta dan ingin segera melegalkan hubungan asmara yang memang telah terbangun lama. Segera, Kang Sadikin menemui Laraswati untuk meminangnya dengan buku barunya itu. Buku tidak boleh dibuka selain hanya di malam pertama. Itu kesepakatan mereka berdua.
Singkat cerita, mereka telah resmi menikah, baik secara agama maupun negara. Hari bahagia bagi mereka berdua. Tentu saja, Laraswati adalah yang paling berbahagia, tidak sabar ingin segera membuka buku yang menjadi mas kawinnya tersebut di malam pertama pernikahannya.
Laraswati secara perlahan membuka balutan plastik yang menyelimuti buku tersebut dengan sangat hati-hati. Terbukalah balutan sampul plastik buku itu. Dada Laraswati berdesir melihat sampul yang tampak sangat eksentrik dan ciamik itu. Benar-benar penuh aturan estetika yang ketat, tapi menarik hati.
Dibukalah kemudian buku tersebut, ia belum benar-benar membacanya. Laraswati hanya membuka lembar demi lembar halaman buku, sampai akhir. “Mas, kenapa seluruh isi buku ini kosong?” tanya Laraswati penuh teka-teki. “Sebagaimana halnya menulis buku, Laras, aku harus menulisnya secara benar-benar objektif.” jawab Kang Sadikin sambil menyisir rambutnya.
Laraswati tertegun sejenak. Hening waktu berjalan beberapa menit. Ia kemudian menutup buku itu, dan kembali melihat judul buku yang tadi belum sempat seksama ia baca. Dibacalah judul buku tersebut, “Alam Pikiran Mahasiswa UIN. Puca…?” []
Penulis : Ahmad Miftahudin Thohari
Editor : Abril