Wabah COVID-19 menghentikan berbagai aktivitas publik, tak terkecuali perhelatan kesenian Solo International Performing Arts (SIPA). Festival yang sudah berlangsung sejak 2008 silam, akan kembali meramaikan Soloraya pada tanggal 8 – 10 September berlokasi di Benteng Vastenburg. Tahun ini, SIPA mengusung tema ‘The Art of Progressing’ yang dimaknai budaya terlahir dalam bentuk karya seni sejak zaman nenek moyang hingga saat ini. “
Sebelumnya, pada 24 Juli 2022 telah diadakan pre-event SIPA yang dimulai pukul 16.00 WIB Serangkaian acara dilakonkan oleh mahasiswa SoloRaya. Acara dibuka dengan penampilan akustik, pagelaran tari kipas, monolog hingga fashion show. ChissUNS, perkumpulan mahasiswa prodi bahasa mandarin Universitas Sebelas Maret, yang menampilkan tari kipas asal Tiongkok. Penampilan akustik digawangi oleh Kodi Band yang beranggotakan mahasiswa Institut Seni Surakarta.
Solo International Performing Arts (SIPA) merupakan pementasan berbagai karya seni mulai dari tari, theater, hingga musik. Selain menampilkan seniman lokal, SIPA turut menghadirkan seniman mancanegara guna mengenalkan kesenian mereka lewat pertunjukan ini. Kerjasama dijalin dengan beberapa Negara seperti Spanyol, India, Malaysia, Singapore dan Korea.
“Selain mengenalkan SIPA hingga ke internasional, kami juga ingin memberi ruang para seniman khusunya dari Solo dan seluruh Indonesia untuk mengeksplorasi bakat kesenian,” imbuhnya.
Naim, Ketua Panitia SIPA 2022, pre-event SIPA diharapkan dapat meyebarluaskan pagelaran ini kepada masyarakat. Zaim berharap masyarakat bisa turut memeriahkan Solo Internasional Performing Arts yang akan digelar September mendatang.
“Rencananya kita tetap ada registrasi kayak identitas peserta tapi untuk masuk menontonnya semua free, tidak usah bayar,” ujarnya.
Pagelaran SIPA akan kembali digelar secara hybrid, maka panitia tengah mempersiapkan acara agar terlaksana dengan lancar. Sedang, kendala persiapan SIPA tahun ini terkait dengan memanajemen peserta seni dari negara luar yang akan datang ke Indonesia. Pihak SIPA sendiri masih menunggu konfirmasi dari beberapa negara yang bisa megikuti pagelaran seni secara offline.
“Namun teman-teman tidak perlu khawatir, pagelaran ini tentu akan dikemas sempurna karena ornamen-ornamen budaya yang akan ditampilkan dibuat dengan desain dan koreografi yang mengugah mata penonton,” tutup Naim.
Penulis : Devi Mutiara Hati
Editor : Elsa Lailatul Marfu’ah