Arus Balik Cooperative, Bekerja Tanpa Bos

  • By locus
  • Juni 26, 2022
  • 0
  • 738 Views
Gambar : Unsplash

Minggu itu ketika matahari sedang pada puncaknya, tim Locus mendatangi sebuah tempat dengan lokasi yang cukup jauh dari keramaian kota. Dua lelaki duduk di ruang tengah. Salah satunya berperawakan tinggi berambut ikal sering dipanggil Is, dan yang berkacamata dipanggil Blower. Tempat itu terdapat meja dan papan tulis yang mereka gunakan berdiskusi. Hampir setiap sudut ruangan dihiasi buku serta terdapat beberapa coretan di dinding membuat suasana sangat nyaman untuk bercengkerama. Mereka dengan antusias menceritakan tentang Arus Balik.

Pandemi covid-19 membuat beberapa orang mengalami keterpurukan ekonomi terutama dalam bisnisnya. Salah satu contohnya yaitu Arus Balik Cooperative yang termotivasi untuk bangkit dari kerugian bisnis sablon mereka akibat pandemi. Mereka mencoba untuk membangun bisnis tersebut berdasarkan konsep koperasi. Potensi yang terbatas membuat mereka hanya memproduksi clothing line seperti tas, topi, dan kaos.

Bermula dari bisnis sablon berhenti karena alasan sepi pesanan. Pada tahun 2020, mereka bangkit dengan nama Arus Balik yang tercetus dari buku karya Pramoedya Ananta Tour yang berjudul Arus Balik. Di buku ini berisikan nilai-nilai perjuangan membela rakyat, mendukung dan ikut dalam bela negara, pantang menyerah, dan pamrih tidak mengharapkan pujian serta jabatan.

“Selain bisa masuk surga bareng, kita juga bisa menciptakan hidup di dunia yang lebih baik. Terus, kalau kata orang India tuh bekerja akan jadi hobi kalau menyenangkan dan bekerja di bawah tekanan itu seperti diperbudak,” ujar Is seraya mengingat masa mereka mulai merintis Arus Balik.

Kepedulian terhadap masyarakat  terutama kelas bawah membakar semangat perjuangan mereka yang diekspresikan melalui desain produk. Koperasi tersebut dibangun tidak hanya untuk berniaga, tetapi ada pesan-pesan tersendiri berupa sindiran-sindiran kepada pemerintah sebagai wujud rasa perjuangan politik.

Belakangan ini, publik diramaikan dengan kasus yang dialami oleh masyarakat Wadas. Mereka menolak pembangunan bendungan yang diyakini dapat merusak lingkungan Wadas. Tidak hanya itu, pengukuran tanah secara mendadak dan kedatangan polisi yang sempat memicu bentrok dengan warga membuat beberapa dari mereka trauma.

Penderitaan masyarakat Wadas serta kekerasan yang mereka alami membuat pria berkacamata dengan panggilan Blower tergerak hatinya dalam desain kaos yang mereka jual. “Misalnya kek kaos dengan desain ini itu hasil jogel dan kampanye buat wadas,” terangnya seraya menunjukkan kami desain produk di katalog instagram mereka.

Arus Balik Cooperative Sebagai Ekonomi Alternatif

Jika ditelusuri, ada banyak koperasi dengan konsep seperti Arus Balik Cooperative, tapi dengan basic yang berbeda. Koperasi Mondragon di Spanyol, salah satu dari contoh dengan konsep yang sama. Koperasi tersebut sudah terpandang di kancah dunia.

Sejuknya udara disertai suara musik dan mesin produksi yang ada di tempat mereka menghasilkan produk, Is terus memaparkan hal-hal menarik dari Arus Balik. Salah satu hal yang membedakan dengan koperasi lain  terletak pada pembagian upahnya.

“Kami memberikan upah yang sama rata kepada semua anggota. Sedangkan di koperasi lain, upahnya yang paling banyak didapatkan hanya pada bos. Pekerjanya hanya mendapatkan beberapa persen saja dari seluruh hasil perusahaan,” ungkapnya.

Semisal koperasi lain menggaji karyawan satu juta di awal persetujuan, mereka akan mendapatkan upah sebesar itu juga. Namun, jika mereka menghasilkan keuntungan lebih, upah mereka tidak bertambah dan pundi-pundi keuntungan hanya dirasakan oleh bos saja. Sedangkan jika koperasi mereka rugi, karyawan juga akan terkena dampaknya seperti hasil upah yang tidak sesuai seperti perjanjian di awal. Pekerjaan mereka juga bisa berputar.

“Jadi kayak semua itu sama, yang membedakan itu dalam hal segi upah dan segi kita menguasai itu alat,” ujar Is sambil memadamkan api pada putung rokoknya. Alat yang Arus Balik gunakan merupakan hak milik bersama dan untuk kepentingan bersama bukan sekadar milik perorangan. Tidak seperti perusahaan lain dimana alat yang digunakan adalah milik bosnya.

Mereka menyebutnya ekonomi alternatif dengan prinsip swakelola yaitu sistem upah atau pembayaran yang berbeda dengan mayoritas tempat kerja yang ada. Kemudian, mereka mempunyai asas solidaritas yang tinggi dan tanpa adanya rasa pamrih dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Selain itu, mereka memiliki landasan politik ekonomi dalam membuat desain pada produk yang dipasarkan.

Sistem mereka bekerja berbeda dari koperasi-koperasi yang ada. Tanpa adanya bos membuat Arus Balik semakin memikat di mata orang-orang. Mereka semakin leluasa berpendapat serta nyaman dalam bekerja.

“Bekerja sesuai hati dan gaji sesuai porsi merupakan prinsip dari kami juga,” tambah Blower.

Swakelola Arus Balik

Arus Balik berbeda dari koperasi pada umumnya karena menggunakan prinsip swakelola, dimana tidak ada pimpinan atau bos. Mereka mencoba menjalankan bisnisnya dengan konsep koperasi yang berasaskan solidaritas. Koperasi ini beranggapan sebagai makhluk sosial itu saling membutuhkan dan bekerjasama.

Tidak adanya pimpinan yang mengatur pembagian kerja, mereka mendiskusikan bagian kerja masing-masing. Caranya menyesuaikan kesadaran kawan-kawan dalam mengemban pekerjaan. Misalnya satu anggota diembankan untuk mengurus produksi, maka ia bertanggung jawab persoalan produksi.  Jika anggota lainnya mengurus keuangan, maka bertanggung jawab atas keuangan. Mereka sadar diri atas pertanggungjawaban yang telah didiskusikan.

Teknis yang mereka terapkan hampir sama dengan perusahaan lain, tapi porsi pembagian kerja antar anggota setara. Ada yang mengurus keuangan, ada yang mengurus produksi, dan lain sebagainya. Hanya saja tidak ada yang memerintah, mereka itu saling mengingatkan tanggung jawab masing-masing agar orderan tidak lewat masa tenggat.

Pembagian kerja di Arus Balik ini bebas, mereka akan memutuskan secara bersama. Posisi kerja mereka tidak selamanya menetap di satu tempat itu. Bisa jadi pekerjaan yang diembankan karena mengajukan diri, tetapi tetap saja kerja sesuai dengan kesadaran diri  dan bertanggung jawab.

Bagian dari Arus Balik sendiri yaitu admin dan customer service, acounting, social media, marketing, produksi, serta packing. Keterbatasan anggota dalam Arus Balik yang hanya lima orang membuat bagian-bagian tersebut dibagi sama rata. Ada anggota yang mengemban dua bagian. Bebannya juga sama rata karena mempertimbangkan pembagian hasil yang seimbang.

“Jadi, belum ada yang lebih tinggi atau lebih rendah itu belum ada. Sejauh ini semua keuntungan selain untuk kepentingan pengembangan usaha dan perawatan alat produksi itu dibagi,” jelas Is sambil membenahi rambut ikalnya yang dikuncir asal itu. Tentu saja, mereka menyortir keuangan sedemikian rupa untuk kelanjutan usaha dan gaji semua anggota.

Seperti cara kerja yang lain, mereka tidak asal bekerja tanpa ada waktu. Hari kerjanya, Senin sampai Sabtu, tapi mereka dapat bekerja kapan saja dengan ketentuan waktu tiap harinya selama enam jam. Jika ada anggota yang berhalangan, mereka bisa ganti di hari libur.

Arus Balik pernah melewati masa-masa tak menentu, dari minim pesanan sampai memakai modal dari uang muka yang diberikan pelanggan. Kesejahteraan kawan-kawan Arus Balik untuk saat ini sudah memasuki masa aman, berbeda dengan waktu suram mereka. Sekarang, mereka menerima orderan mencapai target pelanggan mereka.

Mereka tetap saja berusaha untuk mencapai target pelanggan, tidak berhenti untuk mempromosikannya melalui daring di media sosial. Selain itu, juga melakukan pemasaran secara luring yaitu dengan memberi tahu kepada teman-teman, ngelapak di acara-acara komunitas atau musik, atau yang lainnya. Jika sudah mencapai target dalam waktu lebih cepat dari yang direncanakan, mereka bisa menggunakan sisa waktu untuk bersantai agar ide tidak tersumbat.

Ketika penjualan bulanan tidak mencukupi target, mereka akan self evaluation, berdiskusi penyebab target pemasaran yang tidak tercapai. Is berharap Arus Balik harus berusaha lagi dalam strategi marketing-nya. Mereka akan melakukan dengan bereksperimen, jika nanti mengalami kegagalan, masalah akan ditanggung bersama-sama.

Arus Balik menargetkan produksinya sebanyak seribu potongan. Sejauh ini, mereka telah mencapai nilai delapan ratus hingga seribu potongan. Berbeda pada awal-awal Arus Balik yang mengandalkan pre order yang hanya dua puluh hingga empat puluh per bulan.

Rakyat Bantu Rakyat

Solidaritas mereka tidak hanya sebatas sesama anggota, mereka juga membantu teman-teman yang membutuhkan bantuan seperti warga Wadas. “Teman-teman di Wadas, namanya di penggusuran kan tetep butuh dana cuan, nge-support ke mereka lewat hasil penjualan sebagian kita donasikan, kita ga mengenal donasi kenalnya solidaritas bahwa tugas kita selain buat keuntungan buat diri sendiri juga ada orang lain yang butuh,” ujar Is berempati kepada teman-teman di Wadas.

Selain berkontribusi ke masyarakat Wadas, Arus Balik Cooperative juga bersolidaritas membantu buruh-buruh di Bandung, korban penggusuran di Pancoran, dan petani di Banyuwangi. “Ini sebagai bentuk  dukungan atas perjuangan yang telah mereka lakukan,” tambah Is dalam ceritanya. Arus Balik Cooperative juga ingin memberikan alternatif ekonomi bahwa ada sistem kerja yang lebih adil dan menyejahterakan semua anggotanya.

Arus Balik memulai usahanya dari nol dengan modal dari uang muka pesanan sehingga mereka bisa berkembang sejauh ini. Namun, mereka tidak terpengaruh perasaan serakah. Mereka tetap membantu masyarakat yang memerlukan bantuan. Mereka menganggap bahwa kehidupan lebih baik tanpa ada persaingan satu sama lain hingga terjadi perebutan.

Tokoh perdamaian dunia, Nelson Mandela, pernah berpendapat bahwa selama kemiskinan, ketidakadilan, dan ketidaksetaraan besar yang ada di dunia ini, tidak ada yang benar-benar dapat beristirahat. Namun, dengan kemiskinan bisa membuat orang-orang mempunyai jiwa semangat yang menggebu-gebu untuk memperbaiki ekonomi mereka menjadi lebih layak.

Penulis: Izza, Atik

Editor: Aqil

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.