Cikal Bakal Pariwisata Budaya Langgeng di Keraton Kasunanan Solo

  • By locus
  • November 13, 2022
  • 0
  • 424 Views
Gambar: LPM Locus/ Muti (Magang)

Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat telah beralih fungsi dari pusat pemerintahan menjadi cagar budaya. Sekaligus sebagai kediaman pemangku adat istiadat setempat (Jawa-Solo). Secara sederhana, keraton yang dulunya memegang penuh sistem pemerintahan di Surakarta kini juga telah beralih menjadi tempat pengembangan dan pelestarian budaya yang merujuk pada aneka sektor pariwisata di Surakarta.

Peralihan fungsi ini terjadi setelah berdirinya Negara Republik Indonesia yang akhirnya menghilangkan political power di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Political power yang lepas dari keraton inilah yang menjadi alasan utama terjadinya peralihan fungsi keraton itu sendiri. Meskipun demikian, tata pemerintahan di dalam keraton tetap menjadikan raja sebagai pimpinan (otoritas) tertinggi, karena sejatinya masih ada sistem struktural di dalam kkeraton.

Hal ini sejalan seperti yang disampaikan salah satu pemandu wisata Museum Keraton, Bapak Kumaidi. “Raja tetap punya otoritas tertinggi untuk memanejemen apa yang ada di dalam keraton, baik seni, budaya, tata pemerintahan. Walaupun tidak punya political power tetapi di dalam keraton tetap ada tata pemerintahan.” ujarnya.

Transformasi yang hadir membawa berbagai macam dampak pada lingkup masyarakat utamanya yang tinggal di lingkungan keraton. Salah satunya, keraton sebagai tempat wisata memiliki daya tarik kuat bagi pelancong domistik maupun asing, mampu menghidupkan masyarakat setempat baik secara ekonomi, sosial, dan pastinya budaya.

Seperti contohnya pada kegiatan Parade Prajurit yang diselenggarakan setiap sabtu sore di pelataran keraton. Parade Prajurit dilakukan bertujuan untuk menarik wisatawan luar. Parade yang diselenggarakan oleh keraton yang bekerjasama dengan Dinas Pariwisata ini dipakai pemerintah untuk mengirim pesan ke luar negeri, dimana perangkonya adalah prajurit itu sendiri. Setiap prajurit berbaris sesuai dengan batalyon dan memakai seragam masing-masing.

Dari parade tersebut, banyak dampak positif yang didapatkan oleh masyarakat setempat. Seperti yang dikatakan oleh Isti selaku warga setempat. “Ada yang bisa kerja di dalam jadi abdi, ada yang bisa jualan, pariwisata kayak guest house, ada wedangan-wedangan juga mbak di dalam. Jadi menghidupkan masyarakat lumayan ada juga yang bisa jadi tukang parkir,” ujarnya pada Sabtu (5/11/2022).

Keraton yang dulunya menjadi pusat pemerintahan Kota Surakarta, kini sudah berubah menjadi tempat pariwisata yang mampu menghidupkan masyarakat setempat. Selain itu, keraton juga menjadi tempat pelestarian budaya jawa, sehingga budaya-budaya yang ada masih tetap melekat dan langgeng hingga sekarang.

Penulis: Salsabil Muti (Magang)
Editor: Ahmad

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.